Perusahaan-perusahaan di Indonesia mengalami angkatan kerja dengan usia yang beragam tidak seperti sebelumnya. Dengan banyak yang memilih atau perlu bekerja di luar usia pensiun, kantor secara teratur melihat empat atau lima generasi bekerja sama. Generasi-generasi ini membawa keahlian, pengalaman, dan budaya yang sama sekali berbeda. Bila digunakan secara efektif, mereka akan bersatu untuk mendorong kinerja dan inovasi, memberikan manfaat kepada perusahaan-perusahaan yang menganut peluang tenaga kerja multigenerasi.
Bisnis perlu menciptakan lingkungan kantor yang responsif terhadap kebutuhan yang berbeda dari tenaga kerja ini. Lingkungan kerja yang baik dinilai sama dengan gaji pada survei kepuasan kerja pada beberapa lembaga di Inggris dan juga di AS, dan merupakan kunci untuk merekrut dan mempertahankan pekerja terbaik. Untuk dapat sukses melakukan hal ini, perusahaan dengan tenaga kerja multigenerasi perlu mengakomodasi kebutuhan dan gaya kerja yang berbeda dalam tim itu, memberikan lingkungan yang tepat bagi semua kelompok usia untuk berkembang. Mencapai keseimbangan ini telah menjadi fokus banyak penelitian selama dekade terakhir oleh arsitek dan konsultan spesialis kantor, mengembangkan konsep kerja agile. Penelitian ini mengungkapkan wawasan berharga tentang ciri-ciri generasi yang berbeda, dan bagaimana mereka cocok dengan desain kantor.
Tradisionalis: dengan usia 70 + mereka adalah generasi tertua yang ada di tempat kerja. Mereka sering memegang posisi manajemen senior, dan dapat ditemukan di seluruh organisasi yang menghargai pengalaman dan pengetahuan mereka.
Baby Boomers: juga dihargai untuk kerja keras, produktivitas, dan kepemimpinan tim. Mereka sering juga membawa pengetahuan tentang organisasi yang lebih tua. Namun, Baby Boomers cenderung tidak beradaptasi dan kolaboratif seperti generasi lain. Mereka lebih termotivasi oleh keuntungan pribadi. Generasi ini menghargai penghargaan konvensional termasuk kantor mereka sendiri.
Generasi X: ditandai dengan keragaman, tantangan, kejujuran, inovasi, dan kreativitas, menjadikannya manajer dan generator pendapatan yang efektif. Pemecahan masalah dan keterampilan kolaboratif mereka memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan cepat di tempat kerja. Mereka terus mengikuti teknologi kantor dan menghargai pola kerja yang fleksibel. Mereka mungkin membutuhkan beberapa ruang konvensional tetapi akan menyambut kemampuan beradaptasi dan mendobrak garis demarkasi konvensional.
Generasi Y: atau Milenial: adalah generasi sosial yang sangat paham teknologi. Mereka telah tumbuh dengan teknologi dan itu adalah bagian yang sama dari pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. Mereka dapat tampak santai tentang praktik kerja mereka, tetapi bagian dari ini adalah karena mereka akan bekerja kapan saja, di mana saja, menggunakan teknologi untuk berpindah antara pekerjaan dan pribadi, dengan perbedaab antara keduanya menjadi kabur. Generasi ini bukan yang menginginkan ruang kantor tetap atau meja, tetapi menginginkan area di mana mereka dapat merasa santai, dapat menciptakan vibrasi dan menjadi produktif.
Generasi Z: baru saja mulai merambah ke dunia kerja, mereka adalah calon profesional di masa akan datang. Perubahan dan tantangan konstan diperlukan untuk menjaga generasi ini dari kebosanan. Mereka juga telah tumbuh dengan teknologi, namun, mereka jauh lebih mungkin menjadi pengguna daripada pencipta dibanding dua generasi sebelum mereka.
Dari profil ini menjadi jelas bahwa tidak ada ruang kantor kecil konvensional, atau ruang dengan rencana tata ruang yang sepenuhnya terbuka akan sesuai untuk mencapai hasil terbaik dari semua karyawan Anda. Desain kantor agile mengatasi masalah ini dengan membuat area yang dapat digunakan karyawan secara fleksibel. Kantor pribadi dan kamar yang dapat digunakan ketika privasi diperlukan di samping area gaya lounge, di mana rapat dadakan, yang tidak terlalu formal dapat diadakan. Area kolaborasi, di mana anggota tim dari berbagai departemen dapat berkumpul untuk mengerjakan proyek. Agile working adalah kerja berbasis aktivitas yang berfokus pada apa yang sebenarnya dilakukan karyawan Anda daripada di departemen mana mereka berada, memberi mereka ruang kantor yang fleksibel dan dapat beradaptasi dengan kebutuhan dan kegiatan mereka. Yang krusial, desain kantor yang agile meningkatkan ruang yang layak di dalam properti Anda, juga secara efektif mengurangi biaya.
Gaya desain interior kantor yang fleksibel ini efektif disediakan untuk semua generasi. Tidak seperti hot-desking, yang hanya satu area fungsi yang digunakan oleh siapa pun yang datang pertama, desain kantor yang agile memungkinkan staf untuk menggunakan bagian kantor yang paling tepat untuk apa pun yang mereka lakukan, dan memiliki kemampuan untuk pindah ke ruang lain ketika fokus pekerjaan mereka berubah.
Agile working telah diadopsi oleh perusahaan seperti Google, Unilever dan banyak perusahaan lainnya yang menghargai dampak terukur dari desain ini pada produktivitas, perekrutan dan retensi, dan dalam penghematan biaya properti.