Tempat kerja memainkan peran penting dalam kehidupan kita. Ketika kita menghabiskan sebagian besar hari-hari kita dalam satu lingkungan, itu berdampak pada suasana hati, perilaku kognitif dan kesehatan.
Semakin banyak penelitian yang menggarisbawahi bahwa sebagian besar desain kantor modern tidak melayani kesejahteraan karyawan. Diperkirakan 570.000 jam hilang setiap tahun karena desain kantor yang buruk.
Berkat pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana lingkungan kantor berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan orang-orang yang menggunakannya, desainer interior kantor telah memposisikan kembali fokus mereka untuk membuat desain tempat kerja lebih berpusat pada manusia.
Salah satu masalah utama dengan mayoritas desain kantor modern saat ini adalah inefisiensi kualitas lingkungan interior / dalam ruangan. Penilaian kualitas lingkungan interior / dalam ruangan melibatkan respons fisik dan psikologis terhadap sekitarnya.
Memahami hubungan antara perasaan kita dan lingkungan tempat kita menghabiskan sebagian besar waktu kita mengantarkan gelombang baru desain kantor modern yang inovatif. Desain yang paling berhasil di tempat kerja menggabungkan fitur pribadi dan sosial, elemen alam, dan memperhitungkan preferensi spasial dari berbagai jenis karakter. Selain itu, desain kantor modern dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas.
Desain kantor yang kedap suara
Keluhan nomor satu yang diberikan oleh pekerja kantoran di seluruh dunia adalah jumlah gangguan di sekitar kantor. Ini merupakan kasus bagi orang-orang yang bekerja di kantor individual maupun tata ruang terbuka.
Akustik yang buruk di lingkungan kantor dikambinghitamkan karena kurangnya konsentrasi, penurunan kepuasan kerja, tingkat stres yang lebih tinggi dan tingkat produktivitas yang lebih rendah. Analisis yang diterbitkan oleh produsen furnitur kantor, Steelcase, mengklaim rata-rata pekerja terganggu setiap tiga menit. Terlebih lagi, dibutuhkan dua puluh tiga menit untuk orang memulihkan konsentrasi penuh setelah mereka kehilangan fokus.
Gangguan kantor juga dapat diperburuk oleh ‘Lombard effect’ di mana orang-orang mengeraskan suara mereka saat sekitarnya bertambah bising. Fenomena ini sangat umum terjadi di kantor yang sibuk seperti call center. Namun, sementara suara bicara secara alami memang menyebabkan gangguan, sebuah penelitian mengidentifikasi ‘kebisingan yang tidak relevan’ lebih mungkin meningkatkan tingkat stres daripada obrolan rekan kerja.
Peneliti Skandinavia, juga menemukan temuan serupa. Ini bukan hanya tentang tingkat kebisingan, tetapi jenisnya. Peserta dalam studi dari peneliti Skandinavia tersebut mengeluh kebisingan itu adalah kebisingan yang mereka tidak memiliki kendali di mana mereka menemukan lebih mengganggu. Gangguan dan stres yang lebih tinggi dicatat saat pekerja terganggu oleh peralatan kantor dan ucapan yang tidak dapat dipahami atau tidak relevan.
Wawasan desain yang diberikan oleh jenis studi ini menggarisbawahi kebutuhan akan perlunya desainer interior menjadi lebih canggih ketika mengatasi bagaimana kebisingan terjadi. Manajemen suara dapat dicapai dengan memasang panel akustik, pembagi ruangan, elemen pencahayaan yang dspat menyerap suara, partisi dari lantai ke langit-langit, kantor individual, dan area tenang yang khusus.

Memasukkan unsur alam pada desain kantor
Sudah diketahui umum bahwa alam memiliki kualitas restoratif. Hubungan manusia dengan alam akan mengisi kembali sistem kekebalan dan meningkatkan kesejahteraan dengan berbagai cara. Sejumlah penelitian menunjukkan karyawan yang bekerja di lingkungan kantor yang menerima banyak sinar matahari atau memasukkan elemen alami dalam desain mengabarkan suasana hati yang lebih baik, tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi, dan lebih banyak komitmen kepada atasan mereka. Namun, kenyataan bahwa sebagian besar karyawan di kota-kota besar dan lingkungan kantor konvesional yang terisolasi dari alam, sebagian besar pekerja tidak menerima manfaat dari merawat bumi.
Para peneliti juga mensurvei pekerja dari Amerika Serikat dan India. Peserta ditanyakan mengenai unsur-unsur alam di ruang kerja mereka. Elemen alami dikategorikan sebagai jendela dengan pemandangan, tanaman dalam kantor, paparan sinar matahari dan karya seni atau screensaver yang menggambarkan dunia alami.
Tujuan survei adalah untuk mengidentifikasi gejala kecemasan dan depresi bersama dengan tingkat stres dan menentukan apakah paparan unsur alami di tempat kerja mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis karyawan. Studi tersebut menyimpulkan bahwa ketika elemen-elemen dunia alam ditempatkan di lingkungan kantor, mereka bertindak sebagai penyangga terhadap efek stres. Tidak hanya itu, “zona hijau” dapat meningkatkan tingkat konsentrasi dan kualitas kerja yang dirasakan.
Juga telah ditunjukkan bahwa memiliki pemandangan ke luar ruangan dapat mempromosikan tingkat kinerja yang lebih baik di tempat kerja. Karyawan dengan pemandangan alami menunjukkan periode fokus yang lebih lama. Penemuan ilmiah kemudian mengarah pada peningkatan desain biofilik kantor yang meniru pola alam. Efek alam terhadap produktivitas dan kesehatan manusia diharapkan akan mendorong proyek biofilik berskala besar di banyak perusahaan dan di seluruh wilayah perkotaan pada umumnya.
Singkatnya, desain kantor biofilik memungkinkan orang berada di sekitar alam. Namun, gaya interior kantor ini melibatkan lebih dari sekadar penempatan tanaman pot di sekitar kantor. Desain biofilik harus mencakup variasi bahan alami, tekstur dan variasi warna. Batu, pasir, air, dan kayu meningkatkan dinamika ruangan dan dapat digunakan sebagai centerpiece.
Batu alam seperti granit dan marmer dapat menambahkan komposisi yang manis dan canggih pada interior kantor sementara area yang memberikan pemandangan yang menenangkan dan mengundang sinar matahari langsung dapat meningkatkan mood dan motivasi karyawan. Kayu adalah salah satu bahan paling serbaguna dan menciptakan interior kantor yang berkesan hangat dan serbaguna. Daripada menjadikan kayu sebagai material utama untuk perabot kantor Anda, gunakanlah untuk membuat ruangan terasa lebih luas dengan balok di plafond dan lantai laminasi.
Kebutuhan untuk bernapas
Sementara atribut desain fisik di lingkungan kerja membantu melibatkan karyawan, pekerja mengklaim kualitas udara yang buruk adalah kekhawatiran yang lebih mendesak untuk interior kantor daripada lingkungan yang membosankan.
Cuaca yang tidak dapat diprediksi dan kota-kota yang tercemar tidak membantu. Ketika bangunan tertutup untuk menjaga dingin keluar, kadar karbon dioksida meningkat dan berkontribusi terhadap kantuk dan sakit kepala, ketika jendela dibuka partikulat dari asap knalpot masuk ke kantor.
Unit AC juga ditemukan tidak efektif. Sistem VAC tidak menyertakan filter yang efektif untuk mencegah polutan dari luar didistribusikan di sekitar kantor. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa lebih banyak yang perlu dilakukan “untuk mengidentifikasi penyebab polusi udara dalam ruangan dan menemukan cara untuk mencegah hal ini.”
Kurangnya kesadaran seputar kualitas udara menjadi penyebab kekhawatiran. Meskipun diakui bahwa polutan udara dalam ruangan bertanggung jawab atas kesehatan yang buruk, tidak diketahui sejauh mana mereka mempengaruhi individu karena tidak ada departemen dari pemerintahan yang memperhatikan atas masalah ini.
Sebuah studi oleh jurnal medis mengungkapkan 6,5 juta orang meninggal sebelum waktunya setiap tahun sebagai akibat dari kualitas udara yang buruk. Udara yang tercemar telah dikaitkan dengan sejumlah penyakit melemahkan seperti infeksi saluran pernapasan, kanker paru-paru dan penyakit paru obstruktif kronis.
Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan di Amerika Serikat menemukan kualitas udara yang buruk di tempat kerja juga berakibat pada produktivitas. Para peneliti menemukan bahwa untuk setiap 10 mikrogram partikulat beracun di udara, produktivitas pemetik pir turun sebesar $0,41 per jam. Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) mencakup kualitas udara dalam ruangan yang buruk dalam lima risiko kesehatan lingkungan teratas di zaman modern. Penyakit ringan seperti batuk dan pilek adalah alasan paling umum untuk ketidakhadiran yang berhubungan dengan penyakit. Hari produktif menjadi hilang akibat dari hal tersebut diatas.
Sebuah survei melaporkan bahwa hampir 70% pekerja kantor percaya kualitas udara yang buruk di kantor berdampak pada kesehatan dan produktivitas mereka. Fenomena ini telah dikaitkan dengan sick building syndrom yang biasanya terakreditasi dengan kekurangan dalam sistem ventilasi, dan pendingin udara (VAC).
Namun, segudang faktor juga harus diperhitungkan. Suhu ruangan, cahaya, kelembaban, kebisingan, karbon dioksida dan kontaminan kimia dari cairan pembersih dapat berkontribusi pada kelelahan dan sakit kepala. Sementara desain ulang fisik gedung kantor Anda mungkin bukan solusi paling praktis dari sudut pandang keuangan, membangun kontrol lingkungan menjadikan desain kantor dapat meningkatkan sirkulasi udara berkualitas lebih baik.
Memasang sistem ventilasi dan pendingin terintegrasi sepenuhnya dengan filter pembersih bermutu tinggi juga akan membantu. Sistem ini terhubung ke jaringan sensor kalibrasi mandiri yang memberikan data real-time, mendeteksi tingkat toksisitas yang berbahaya, dan menyegarkan kualitas udara.
Membuat tempat yang bermakna
Studi yang bertujuan untuk mengungkap aspek psikologis desain tempat kerja dalam kaitannya dengan pengaruh pada persepsi spasial telah memberikan wawasan baru bagi desainer interior kantor. Penelitian ini telah mengidentifikasi dua bidang utama di mana atribut spasial dan kualitas lingkungan yang berbeda memiliki dampak psikologis pada karyawan di tempat kerja yang ramai; kepadatan sosial dan spasial. Diyakini bahwa kepadatan spasial memiliki pengaruh yang lebih besar pada persepsi kita tentang ruang pribadi. Hasil mengungkapkan bahwa tingkat kinerja turun ketika karyawan bekerja di ruang terbatas, tertutup atau bersama.
Desain kantor selama enam puluh tahun terakhir telah gagal mengatasi efek psikologis dari bagaimana kita menggunakan ruang di tempat kerja. Ketika bilik-bilik kubikal diperkenalkan ke lingkungan kantor, hal tersebut dipandang sebagai revolusioner dan memberi karyawan ruang individual pribadi. Bilik-bilik kubikal dipandang sebagai pergeseran yang secara ironis membebaskan dari gangguan tata ruang terbuka yang membuat pekerja merasa tidak puas, stres, dan kurang produktif.
Namun, akibat satu dan lain hal diantaranya harga properti yang semakin tinggi, lambat laun menjadi penuh sesak, bilik kubikal semakin kecil, dan ruang pribadi berkurang. Tingkat produktivitas menurun dan tingkat stres meningkat. Kembali ke kantor dengan rencana terbuka gagal total. Akibatnya, desain tempat kerja telah memasuki paradigma baru di mana “agile” dan “fleksibel” menjadi kata kunci. Dibantu oleh perangkat portabel dan penyimpanan cloud, konsep desain kantor yang agile adalah untuk mempromosikan mobilitas dan memenuhi preferensi dalam gaya kerja.
Desain terbaru juga mengakomodasi kebutuhan kepribadian yang berbeda dengan menciptakan lingkungan sosial untuk ekstrovert dan ceruk individual untuk introvert. Zona khusus ini juga berperan dalam memungkinkan karyawan untuk fokus pada pekerjaan yang mereka lakukan. Untuk tugas sehari-hari tipikal yang dianggap membosankan, lingkungan tim dapat menjadi motivasi sementara kantor individual sangat ideal untuk berkonsentrasi pada laporan yang menguras otak dan tugas-tugas inovatif.
Mendukung lingkungan kehidupan kerja yang ‘cair’ dalam lingkungan kantor juga memenuhi keinginan bagi generasi muda untuk menemukan ‘keseimbangan’. Generasi milenial lebih tertarik dengan lingkungan kerja daripada gaji. Rekreasi, atau area sosial menjadi semakin jelas. Itu bukan berarti bisnis harus memasang perosotan, mandi bola atau lapangan golf di atap seperti beberapa desain kantor Fortune 500. Sebaliknya, tenaga kerja saat ini hanya menginginkan ruang kantor yang fungsional dan memungkinkan mereka untuk melakukan pekerjaan mereka dengan kemampuan terbaik mereka. Namun, sebuah kedai kopi internal yang bisa dikunjungi setelah jam kerja dapat lebih bermakna.
Memahami hierarki berbagai jenis rangsangan pendengaran, visual, dan spasial memungkinkan desainer untuk memprioritaskan fitur utama desain interior kantor.
Sekarang kita tahu lebih banyak tentang bagaimana kualitas lingkungan interior mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis tenaga kerja saat ini, kita dapat fokus pada membangun kantor yang mengatasi kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan orang – karena orang melakukan yang terbaik ketika mereka dalam kondisi sehat dan melakukan segalanya se-efektif mungkin.